Di sana, telah dibangun Taman Sakura sejak 16 April 2007, yang berisi 400 pohon Sakura yang ditanam pada area seluas 5.000 meter persegi dengan ketinggian 1.400 meter diatas permukaan laut. Dan saat ini bunga pohon sakura yang ada di Kebon Raya Cibodas sedang mekar dan diperkirakan akan berakhir pada awal bulan Februari.
Menurut Holif Imamuddin (58 tahun) mantan Kepala Kebun Raya Cibodas yang bertugas antara tahun 2002 sampai 2007 dan juga penggagas ide pembuatan Taman Sakura, Pohon Sakura yang ada di Kebun Raya Cibodas mekar dua kali dalam setahun yakni antara bulan Januari-Februari dan antara bulan Agustus-September, namun untuk waktu mekarnya masih belum stabil.
Sedangkan koleksi pohon Sakura lainnya didapat dari peneliti Jepang yang datang ke Kebon Raya Cibodas serta pemberian pohon Sakura dari Jepang pada tahun 2004 kepada Presiden Megawati. Selain itu, pengelola Kebon Raya Cibodas sendiri juga melakukan pengembangbiakan pohon Sakura baik dengan cara vegetatif (stek) maupun dengan biji.
Di Jepang, saat bunga sakura mekar, yang biasanya terjadi pada awal bulan April, hal ini menjadi suatu peristiwa nasional, dan hampir setiap hari siaran TV memberitakan perkembangannya.
Saat itu orang Jepang akan berpesta bersama keluarga atau teman sambil menikmati keindahan bunga sakura yang bermekaran atau bahasa Jepangnya hanami.
Biasanya hanami dilakukan sambil minum sake dan bernyanyi bersama dan karena ramainya maka orang sering berebutan mendapatkan lokasi terbaik guna melihat Sakura, sehingga sejak malam sebelumnya akan dikirim orang untuk menunggui tempat yang akan dipakai.
Sebelum dibangun Taman Sakura, pohon Sakura tumbuh bertebaran di dalam Kebon Raya Cibodas sehingga pengunjung tidak dapat menikmati secara maksimal keindahan bunga Sakura yang mekar seperti di Jepang.
Pada tahun 1995, Holif berkesempatan pergi ke Jepang dan sempat melakukan kunjungan ke salah satu sekolah dasar dan saat itu ada banyak anak yang sedang belajar tentang alam dan banyak menanyakan kepada Holif mengenai alam di Indonesia. Berdasarkan pengalaman itu, Holif mendapat kesan bahwa di Jepang cinta kepada alam sudah diperkenalkan sejak dini melalui pendekatan budaya yakni melalui tradisi hanami atau melihat bunga sakura yang sedang mekar.
Dengan adanya hanami maka orang kota di Jepang akan berkesempatan mendatangi taman kota dan berkumpul dan berdampak pada timbulnya rasa cinta kepada alam.
Dengan membuat taman khusus pohon Sakura, Holif berharap masyarakat Indonesia dapat menikmati bunga Sakura yang sedang mekar sekalian memupuk rasa sayang kepada alam.
Bagi Holif, Taman Sakura juga bisa menjadi sarana nostalgia bagi masyarakat Jepang yang ada di Indonesia dan orang Indonesia yang pernah belajar dan tinggal di Jepang.
Holif juga berharap suatu saat nanti dibawah naungan pohon Sakura, orang dapat melakukan pertukaran kebudayaan dan pengetahuan.
Didirikan pada tahun 1852 oleh Kerajaan Belanda.
Awalnya merupakan bagian dari Kebun Raya Bogor.
Berada pada ketinggian 1.425 meter diatas permukaan laut.
Luas area keseluruhan 125 hektar.
Mempunyai 10.000 koleksi tumbuhan yang berasal dari Amerika Serikat, China dan Australia.
Suhu normal 18 derajat selsius.
Curah hujan tahunan 3.380 milimeter.
Koleksi lainnya antara lain bunga kamelia, hidrangea dan azalea.
Karcis masuk :
Rp 6.000 per orang
Rp 15.500 per mobil
Dikutip Dari : Nusantara News Jakarta Shinbun's Online Journal
BalasHapusINILAH Misteri Pembunuhan 99 Suami Di Malam Pertama Dengan Kelamin Beracun
Kumpulan FOTO Pembantain Warga Oleh Densus 88 Anti Teror [SUNGGUH KEJAM]
Inilah Kenyataan Hidup yang Harus Kamu Terima Sebelum Masuk Ke Umur 25 Tahun
BUKTI NASA Menemukan Maklhuk Mirip Manusia Yang Hidup Di Bawah Tanah
Daftar Hotel Murah Di Jogja